TERASJABAR.CO.ID — Pemerintah memberikan perhatian khusus kepada Jawa Barat pada masa mudik Idul Fitri 2022. Menurut Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, hal itu karena Jawa Barat menjadi daerah tujuan terbesar pemudik yang ketiga setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Diprediksi sekitar 14,7 juta orang atau 17 persen dari 85,5 juta jumlah pemudik tahun ini.
“Oleh karena itu, kami sudah melakukan antisipasi dengan melakukan simulasi rekayasa lalu lintas jauh-jauh hari yang sudah disepakati dengan Korlantas, BPJT, dan unsur terkait lainnya,” kata Menteri Budi Karya Sumadi, Minggu (24/4/2022).
Menurut Menhub, terdapat sejumlah titik di Jawa Barat yang harus diwaspadai sebagai titik krusial untuk ditangani, yaitu di Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon, kawasan Puncak, termasuk juga Bogor.
“Saya minta kepada Kapolres Bogor dan Pemerintah Daerah menginformasikan seluas-luasnya mengenai penerapan rekayasa lalu lintas kepada masyarakat. Jika kita bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan baik, Insha Allah kita bisa laksanakan ini dengan baik,” tutur Menhub.
Menhub juga mengimbau masyarakat untuk mudik lebih awal agar terhindar dari kepadatan pada hari puncak mudik yang diprediksi terjadi pada 28 – 30 April 2022.
“Dari simulasi yang telah dilakukan, menunjukkan angka VC Ratio (atau perbandingan volume kendaraan dengan kapasitas jalan) sudah tinggi, atau mendekati macet. Maka, imbauan untuk melakukan mudik hari ini, besok, dan lusa (23 – 27 April 2022) harapannya bisa dilakukan,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menyatakan siap mendukung imbauan pemerintah pusat agar masyarakat bisa mudik lebih awal agar persebaran pergerakan lalu lintas bisa merata dan tidak menumpuk di hari puncak.
Menurutnya, beberapa upaya yang telah dilakukan pihaknya guna mendukung hal tersebut diantaranya bertemu dengan beberapa pengusaha pabrik untuk segera memberikan THR lebih awal agar karyawan dapat pulang mudik lebih awal.
Ia juga telah mengimbau para pengelola pondok pesantren untuk meliburkan para santrinya, dimana di Jawa Barat terdapat sekitar 15.000 pondok pesantren dan 4,8 juta santri.
Sementara itu, untuk melancarkan pergerakan lalu lintas, pihaknya juga telah memperbaiki jalan-jalan yang rusak.