Kang Emil Cari 5.000 Pemuda Jabar untuk Jadi Petani 4.0

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menandatangani pencanangan program Revolusi Pertanian 4.0 di Garut (Foto: Facebook Ridwan Kamil)

TERASJABAR.CO.ID. GARUT. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mencanangkan revolusi pertanian 4.0 sebagai bagian dari rencana besar di tahun 2021. Pencanangan dilakukan di Desa Wanajaya, Kabupaten Garut, Rabu (27/1).

Untuk memenuhi target ini, gubernur yang akrab disapa Kang Emil mencari 5.000 pemuda Jawa Barat yang bersedia melakukan bela negara dengan menjadi petani 4.0. Hal ini mengacu pada konsep Revolusi Pertanian 4.0, dimana pertanian diharapkan melibatkan teknologi digital dalam proses pengembangannya.

Seperti diketahui, konsep pertanian yang banyak dikembangkan pada saat ini adalah konsep pertanian cerdas—biasa disebut smart farming atau precision agriculture. Konsep ini merujuk pada penerapan TIK pada bidang pertanian. Tujuan utama penerapan terknologi tersebut adalah untuk melakukan optimasi berupa peningkatan hasil (kualitas dan kuantitas) dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada.

Di dalam program ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan meminjamkan lahan subur seluas 2.000 meter persegi untuk masing-masing peserta program. Adapun untuk permodalan, peserta akan mendapat pinjaman dari Bank Jabar Banten (BJB) dengan hasil panen yang langsung dibeli oleh Agro Jabar.

Kang Emil menjelaskan, program ini akan menerapkan teknologi pertanian infus. Dengan teknologi tersebut, hasil dari produksi pertanian yang didapat bisa mencapai dua kali lipat, dengan hanya membutuhkan konsumsi air sebanyak 20 persen dari biasanya. Selain itu, produksi peretanian juga dapat dilakukan selama 12 bulan penuh tanpa terpengaruh dinamika cuaca.

“Daripada nganggur dan banyak rebahan, melamun karena Covid-19, mending gabung aja,” ajak Kang Emil, seperti dikutip dari laman resmi Facebook Ridwan Kamil, Rabu (27/1).

Untuk proses pendaftaran akan dimulai pekan depan, atau awal Februari 2021. Lebih lanjut Kang Emil menjelaskan, tidak ada syarat yang memberatkan untuk para calon peserta. “Salah satu syaratnya, mau tinggal ngekos di desa,” demikian Ridwan Kamil.